Pembunuhan Eksekusi Staf KBRI di Peru: Diduga Pembunuhan Bayaran

PUBLIKAINDONESIA.COM, LIMA – Tragedi menyentak terjadi pada Senin (1/9) malam di Jalan César Vallejo, Distrik Lince, ketika Zetro Leonardo Purba, 40 tahun, staf kanselaria Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, tewas ditembak oleh pelaku menggunakan sepeda motor. Polisi menyebut insiden ini sebagai pembunuhan terencana atau “contract killing” membuktikan adanya perencanaan dan niat membunuh secara khusus.

Detik-detik Tragis Tertangkap Kamera CCTV

Rekaman kamera pengawas memperlihatkan korban sedang bersepeda pulang menuju apartemennya ketika seorang penyerang berhelm mendekat dan menembaknya dari dekat. Ia ditembak sebanyak tiga kali, termasuk tembakan fatal di kepala setelah terjatuh, sebelum pelaku kabur dengan sepeda motor yang dikendarai komplotannya.
Tidak ada barang yang hilang dari korban, memperkuat dugaan bahwa aksi ini adalah serangan terencana bukan akibat perampokan.

Lonjakan Kejahatan di Peru Jadi Konteks Kasus Ini

Peru sedang mengalami lonjakan kejahatan kekerasan serius. Hingga pertengahan 2025, tercatat lebih dari 6.000 korban tewas dan hampir 16.000 laporan pemerasan lawas, menandai periode paling mengkhawatirkan sejak 2017.

Tuntutan Investigasi Transparan oleh Pemerintah Indonesia

Menanggapi kejadian ini, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan menyerukan agar kasus ini diusut secara transparan, cepat, dan menyeluruh. Ia juga meminta agar perlindungan bagi diplomat dan warga negara Indonesia di Peru diperkuat.

Komitmen dan Dukungan dari Pemerintah Peru

Pemerintah Peru merespons dengan serius. Menteri Dalam Negeri, Carlos Malaver, menyatakan bahwa peristiwa ini menjadi contoh dari tantangan dalam pencegahan kejahatan, dan menegaskan telah mengklasifikasikan insiden tersebut sebagai pembunuhan berkualifikasi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Peru Elmer Schialer menyampaikan belasungkawa mendalam dan memastikan akan memberikan perlindungan yang lebih ketat bagi staf KBRI. Pengawasan keamanan terhadap fasilitas diplomatik Indonesia juga dijanjikan akan ditingkatkan.

Zetro Leonardo Purba, yang bekerja di KBRI Lima selama sekitar lima bulan, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Kejadian tragis ini bukan hanya pukulan bagi keluarga, tetapi juga menjadi peringatan keras soal meningkatnya risiko terhadap diplomat di luar negeri.

Kematian Zetro Purba bukan sekadar kasus kriminal: ini adalah serangan yang direncanakan dengan target jelas seorang diplomat. Kasus ini memicu kecaman internasional, mendorong dialog diplomatik antara Indonesia dan Peru, serta membuka perdebatan serius soal keamanan diplomatik di masa ketidakstabilan global.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top