PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan (Disdag Kalsel) menemukan dugaan peredaran beras oplosan di sejumlah toko ritel modern di wilayahnya. Temuan ini terungkap setelah tim Disdag melakukan investigasi intensif selama 10 hari terakhir, menyusul maraknya isu beras oplosan yang mencuat di Pulau Jawa.
Meski pengecekan awal di pasar-pasar tradisional menunjukkan kondisi aman dan tidak ditemukan beras oplosan, hasil berbeda ditemukan di toko-toko modern.
“Kami menemukan tiga merek beras kemasan yang diduga tidak sesuai antara label dan isi kemasannya,” ungkap Ahmad Bagiawan, Kepala Disdag Kalsel, Selasa (30/7/2025).
Sampel dari ketiga merek tersebut kemudian dikirim ke Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Banjarbaru. Hasil uji laboratorium memperkuat dugaan tersebut: terdapat ketidaksesuaian antara klaim label dan isi produk, indikasi kuat praktik pengoplosan.
Warga Diminta Tak Panik, Konsumsi Lokal Masih Dominan
Meski temuan ini cukup mengkhawatirkan, Bagiawan yang akrab disapa Gia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik secara berlebihan. Ia menjelaskan bahwa pola konsumsi beras masyarakat Banua relatif aman dari target praktik oplosan.
“Mayoritas warga kita tidak menyukai beras pulen, yang justru menjadi sasaran praktik oplosan. Di Banua, masyarakat lebih memilih beras lokal, atau yang dikenal sebagai beras karau,” jelasnya.
Produksi Surplus, Pasar Tradisional Tetap Aman
Data Disdag menunjukkan bahwa produksi gabah Kalimantan Selatan mencapai sekitar 1 juta ton per tahun, dengan potensi beras sekitar 550 ribu ton setelah proses penggilingan. Angka ini jauh melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat yang hanya sekitar 450 ribu ton, menciptakan surplus sekitar 100 ribu ton setiap tahun. Surplus ini sebagian besar disalurkan ke provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
“Dengan ketersediaan beras lokal yang melimpah, warga Banua relatif tidak terlalu bergantung pada pasokan beras dari luar daerah,” tambah Gia.
Koordinasi Diperkuat, Lintas Sektor Bergerak
Disdag Kalsel menyatakan akan terus memperketat pengawasan di semua jalur distribusi, baik pasar tradisional maupun toko modern. Koordinasi dengan aparat penegak hukum juga diperkuat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Polda Kalsel dan terus melakukan pemantauan. Kemarin juga ada pertemuan lintas sektor yang diprakarsai oleh Bank Indonesia, membahas pengendalian inflasi daerah dan distribusi pangan,” tuturnya.
Masyarakat Diminta Cermat dan Aktif Melapor
Sebagai penutup, Gia mengimbau masyarakat untuk lebih jeli saat membeli beras, khususnya beras kemasan dari toko modern.
“Periksa label dengan teliti. Jika menemukan kejanggalan atau ketidaksesuaian antara label dan isi beras, segera laporkan ke Dinas Perdagangan. Partisipasi masyarakat penting untuk menjaga keamanan pangan di daerah kita,” pungkasnya.