PUBLIKAINDONESIA.COM, BATULICIN – Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, kembali mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar pada 2025 untuk mendukung kelanjutan pembangunan Jembatan Batulicin–Pulau Laut yang menghubungkan Tanah Bumbu dengan Kabupaten Kotabaru. Proyek strategis yang ditargetkan membentang sepanjang 6,5 kilometer ini menjadi salah satu prioritas infrastruktur regional di Kalimantan Selatan.
“Pemkab Tanah Bumbu telah menggelontorkan dana Rp100 miliar pada 2024, dan akan kembali menganggarkan jumlah yang sama melalui APBD 2025,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tanah Bumbu, Hernadi, saat ditemui di Batulicin, Kamis (17/7/2025).
Hernadi menjelaskan, Pemkab Tanah Bumbu berperan aktif dalam mendukung pembangunan jembatan tersebut, terutama melalui pembebasan lahan di sisi wilayah Tanah Bumbu. Proses pembebasan lahan menjadi tanggung jawab penuh Dinas PUPR setempat, yang juga memfasilitasi berbagai aspek administrasi dan perizinan agar pembangunan berjalan sesuai regulasi.
“Selain pembebasan lahan, kami juga terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah provinsi maupun pusat untuk menyinkronkan program dan mengatasi kendala di lapangan,” ujar Hernadi.
Komitmen anggaran dari Pemkab Tanah Bumbu tidak berhenti di 2025. Hernadi menyebut bahwa pihaknya akan secara konsisten menganggarkan Rp100 miliar setiap tahun selama lima tahun ke depan guna memastikan kelangsungan proyek.
Secara keseluruhan, total nilai pembangunan Jembatan Batulicin–Pulau Laut diperkirakan menembus angka lebih dari Rp3 triliun. Anggaran tersebut merupakan akumulasi dari berbagai sumber, termasuk APBN, APBD Provinsi Kalimantan Selatan, serta kontribusi dari APBD Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.
Saat ini, progres proyek sudah memasuki tahap pekerjaan struktur bawah seperti pembangunan pondasi dan tiang pancang. Beberapa titik lokasi telah menunjukkan aktivitas konstruksi, khususnya di area yang telah bebas lahan. Selain itu, pekerjaan awal untuk akses jalan penghubung di kedua sisi juga mulai digarap.
“Mobilisasi alat berat dan material masih terus berlangsung untuk mendukung kelanjutan konstruksi,” tambah Hernadi.
Pembangunan jembatan ini diharapkan menjadi penghubung vital yang mempercepat konektivitas antardaerah, membuka akses ekonomi baru, dan memperkuat posisi Kalimantan Selatan sebagai kawasan strategis dalam pengembangan wilayah nasional.