**PUBLIKAINDONESIA.COM, SURABAYA** – Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Surabaya menjatuhkan vonis berbeda terhadap **lima terdakwa kasus korupsi Bantuan Keuangan Khusus (BKK)** pengadaan mobil siaga di **388 desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur**, pada tahun anggaran 2022. Dalam kasus ini, negara mengalami kerugian hingga **Rp5,3 miliar**.
Dalam sidang yang digelar pada **Senin, 26 Mei 2025**, majelis hakim yang dipimpin oleh **Hakim Ketua Arwana** menyatakan seluruh terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama, sebagaimana diatur dalam **Pasal 5 ayat (2) UU RI No. 31 Tahun 1999** tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah diubah dengan **UU RI No. 20 Tahun 2001**.
Salah satu terdakwa, **Heny Sri Setyaningrum**, seorang **ASN Kabupaten Magetan**, dijatuhi hukuman **2 tahun penjara** dan **denda Rp50 juta**, dengan **subsidair 2 bulan kurungan**.
Sementara empat terdakwa lainnya, yaitu:
* **Syafa’atul Hidayah** dan **Indra Kusbianto** dari pihak **PT UMC**,
* **Anam Warsito**, **Kepala Desa Wotan**, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro,
* serta **Ivonne** dari **PT SBT**,
masing-masing dijatuhi hukuman **1 tahun 6 bulan penjara**, serta **denda Rp50 juta subsidair 2 bulan kurungan**.
Usai vonis dibacakan, baik pihak **Jaksa Penuntut Umum (JPU)** maupun para terdakwa sempat menyatakan **”pikir-pikir”** atas putusan tersebut.
Namun, menurut **Musta’in**, kuasa hukum terdakwa Anam Warsito, kliennya telah memutuskan untuk menerima putusan tersebut.
> “Atas putusan sidang, klien kami semula pikir-pikir, sekarang sudah menerima,” ujar Musta’in, dikutip dari **beritajatim**, Senin (27/5/2025).
Kasus ini menjadi sorotan karena menyangkut penyalahgunaan dana bantuan pemerintah yang seharusnya digunakan untuk menunjang pelayanan masyarakat desa, namun justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.